Cari di Sini

Selasa, 14 Juli 2015

Futuhul Ghaib (Bagian 79)


Syaikh Abdul Qadir Aljaelani menjelaskan, 

Kala sang wali menghadapi sakaratul maut, putranya, Abdul Wahab berkata kepadanya, "Apa yang mesti kulakukan sepeninggal ayah?" "Kamu mesti takut kepada-Nya, jangan takut kepada selain-Nya, jangan berharap kepada selain-Nya, dan berpasrahlah hanya kepada-Nya," jawabnya.
Selanjutnya ia berkata, "Aku adalah biji tidak berkulit. Orang lain telah datang kepadaku; berilah mereka tempat dan hormatilah mereka. Inilah manfaat nan besar. Jangan membuat tempat ini penuh sesak dengan ini. Atas mu kedamaian, kasih dan rahmat Allah. Semoga Dia melindungiku dan kamu, dan mengasihiku dan kamu. Ku mulai senantiasa dengan asma Allah."

Ia terus berkata begini satu hari satu malam, "Celakalah kau, aku tidak takut sesuatu pun, baik malaikat maupun malakul maut. Duhai malakul maut! Bukanlah kau, tapi sahabatku yang bermurah kepadaku."

Lantas pada malam kewafatannya, ia memekik keras, dan kata kedua putranya, Abdur-Razaq dan Musa, dia mengangkat dan merentangkan kedua tangannya lalu berkata, "Atasmu kedamaian, kasih dan rahmat Allah. Bertaubatlah dan ikutilah jalan ini. Kini aku datang kepadamu."Dia berkata, "Tunggu". Dan, meninggallah dia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar