Cari di Sini

Selasa, 14 Juli 2015

Futuhul Ghaib (Bagian 77)


Syaikh Abdul Qadir AlJaelani menjelaskan, 

Bersamalah dengan Allah, seolah-olah tiada ciptaan. Bersamalah dengan ciptaan seolah-olah tiada diri. Bila bersama Allah, Yang Maha kuasa lagi Maha agung, tanpa ciptaan, Dia tercapai, dan jauh dari selain-Nya. Bila bersama ciptaan, tanpa diri, keadilan tergapai, kebajikan terbantu, dan selamatlah dari kekerasan kehidupan. Tinggalkanlah segala suatu di luar pintu, bila memasuki pintu uzlah. Maka terlihat oleh mata batinmu temanmu dalam uzlah-mu, terasakan hal di luar ciptaan, lenyaplah diri, dan digantikan oleh perintah-Nya dan kedekatan-Nya. 

Maka ketidak-tahuanmu menjadi ketahuanmu, kejauhanmu menjadi kedekatanmu, kediamanmu menjadi pengingatanmu akan-Nya, dan kebuasanmu menjadi kekaribanmu. 

Duhai! Tiada lagi tersisa di sana, selain Sang Pencipta dan ciptaan. Maka jika Sang Pencipta telah dipilih, ucapkanlah:"Sesungguhnya mereka adalah musuh-musuhku, kecuali Tuhan semesta alam." (QS.26:77)

Barangsiapa telah merasakannya, ia telah mengetahuinya.Ia ditanya, "Bagaimana kepahitan mengatasi kemanisan?" "Mesti berupaya menjauhkan kedirian. 

Duhai! Bila seorang mukmin berbuat kebajikan, maka hewaninya tunduk kepada hati. Bila diri mencapai kesadaran hati, maka berubahlah hati menjadi suatu rahasia; rahasiapun berubah menjadi kemusnahan; kemusnahan berubah menjadi kemaujudan lain," jawabnya. "Kawan bisa mencapai lewat setiap pintu."

Duhai! Peluruhan diri ialah mengingkari semua ciptaan, merubah sifat menjadi sifat malaikat; lenyap dari sifat malaikat dan kembali ke semula. Maka Tuhan menyiramimu sesuka-Nya, dan membajakmu sesuka-Nya. 

Bila menghendaki peringkat ini, pilihlah Islam, dan tunduklah kepada ketetapan-Nya, maka tergapailah ma'rifat, tersadarilah Ia, termaujudlah diri di dalam-Nya, dan menjadilah diri milik-Nya. Kesalehan ialah karya satu jam dan kebertarakan dua jam, sedang pengetahuan Allah adalah karya abadi," lanjutnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar