Cari di Sini

Selasa, 14 Juli 2015

Futuhul Ghaib (Bagian 70)


Syaikh Abdul Qadir AlJaelani menjelaskan, 

Bagaimana baik bagimu berbangga akan kebajikanmu, padahal kau mengatakan bahwa hal ini berasal dari kekuatan yang dianugerahkan oleh Allah, melalui pertolongan, daya, kehendak dan karunia-karunia-Nya? Begitu pula dengan pencampakan dosa, hal ini dikarenakan oleh perlindungan dan pertolongan dari-Nya. Bagaimana kau bisa tidak bersyukur atas hal itu dan tidak mengakui semua rahmat ini yang berasal dari-Nya? 

Kenapa semangat ketidakpatuhan dan ketidakacuhan ini, iaitu perasaan banggamu akan keberanian yang adalah milik orang lain? 

Bila kau tidak dapat membunuh musuhmu tanpa bantuan beberapa orang yang gagah-berani, yang menyerang musuhmu, sedang kau hanya menimbrunginya, maka kau akan terbunuh bukannya musuhmu; juga kau tidak akan bermurah bila tidak ada yang patut diberi kemurahan - jika demikian, kenapa kau bangga akan kebajikanmu?

Jalan terbaik bagimu ialah bersyukur dan memuji sang penolong, senantiasa memuji-Nya, dan menisbahkan segala pencapaianmu kepada-Nya dalam segala keadaan kehidupanmu. Jika tidak, hal itu akan menjadi keburukan dan dosa. Bila demikian, maka kau harus menisbahkan keburukan dan dosa kepada dirimu sendiri. 

Kau harus menisbahkan kepada dirimu sendiri kezaliman, perilaku buruk dan kesalahan untuk hal-hal ini daripada orang lain, sebab dirimu adalah tempat keburukan dan ia memerintahkan segala keburukan dan ketidak-bergunaan. 

Jika Dia, Yang Maha perkasa lagi Maha agung, adalah pencipta kebajikan dan upayamu, maka kau adalah pembuat upaya, sedang Dia adalah Penciptanya. Inilah yang dimaksudkan oleh perkataan orang-orang yang memperolehi ma'rifah: "Tindakan akan datang, sedang kau tidak dapat mengelakannya."
Nabi saw. bersabda:
"Berbuat baiklah, mendekatlah kepada Allah, dan luruskanlah dirimu, sebab bagi semua orang ada kemudahan."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar