Syaikh Abdul Qadir AlJaelani menjelaskan,
Orang harus berupaya meniadakan hal-hal ini dari hatinya, dan mempersiapkan diri untuk meniadakan semua ini dan mensirnakannya dari jiwa, dan berupaya bersenang dalam peluruhan dan kemiskinan, sehingga tiada lagi di dalam hatinya kesenangan mengisap biji kurma, sehingga pematangannya dari kehidupan duniawi menjadi suci.
Bila ia telah menyempurnakannya, segala dukacita hatinya dan kecemasan benaknya akan sirna, dan datanglah kepadanya kesenangan, kehidupan yang baik dan keintiman dengan Allah, sebagaimana dikatakan oleh Nabi saw.: "Mengabaikan dunia menimbulkan kebahagiaan hati dan jasmani."
Tapi selama masih ada di dalam hatinya kesenangan kepada dunia ini, maka dukacita dan ketakutan tetap bersemayam di dalam hatinya, dan kehinaan mengiringnya, begitu pula keterhijaban dari Allah Yang Maha perkasa lagi Maha agung, oleh tabir tebal yang berlipat-lipat. Semua ini tidak beranjak, kecuali melalui kecintaan akan dunia ini dan pemutusan darinya.
Tapi selama masih ada di dalam hatinya kesenangan kepada dunia ini, maka dukacita dan ketakutan tetap bersemayam di dalam hatinya, dan kehinaan mengiringnya, begitu pula keterhijaban dari Allah Yang Maha perkasa lagi Maha agung, oleh tabir tebal yang berlipat-lipat. Semua ini tidak beranjak, kecuali melalui kecintaan akan dunia ini dan pemutusan darinya.
Ia harus mengabaikan kehidupan akhirat, agar tidak menghendaki kedudukan dan derajat tinggi, pembantu-pembantu cantik, rumah-rumah, kendaraan, pakaian, hiasan, makanan, minuman, dan hal-hal lain sejenisnya, yang disediakan oleh Allah Yang Maha besar bagi hamba-hamba beriman-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar