Cari di Sini

Senin, 13 Juli 2015

Futuhul Ghaib (Bagian 50)

Syaikh Abdul Qadir Aljaelani menjelaskan, 

Kau mungkin dekat kepada Allah atau jauh dari-Nya.
Jika kau jauh dari-Nya, kenapa berlengah diri, tidak berupaya mendapatkan rahmat, kemuliaanmu, keamanan dan kecukupan diri di dunia dan di akhirat. Segeralah terbang kepada-Nya dengan dua sayap. Sayap pertama berupa penolakan akan kesenangan, keinginan-keinginan tidak halal; sayap kedua berupa penanggungan kepedihan, hal-hal tidak menyenangkan dan menjauhkan diri dari keinginan duniawi dan ukhrawi, agar bisa menyatu dengan-Nya dan dekat kepada-Nya. 

Maka kau perolehi segala yang diidamkan dan diraih orang. Kau menjadi demikian terhormat dan mulia. Jika kau termuliakan dengan kelembutan-Nya, menerima cinta-Nya, dan menerima kasih sayang-Nya, maka tunjukkanlah perilaku terbaik dan jangan berbangga diri dengan semua itu, agar kau tak lalai mengabdi, tak angkuh, tak lazim dan tak tergesa-gesa. 

Allah berfirman:
"Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan bodoh." (QS. 33:72)

"Dan manusia itu bersifat tergesa-gesa." (QS. 17:11)

Lindungilah hatimu (qalbumu) dari kecondongan kepada orang dan keinginan-keinginan yang telah kau campakkan, dari ketidak-sabaran, dari ketidak-selarasan dan dari ketidak-ridhaan kepada Allah di kala ditimpa musibah. 

Campakkanlah dirimu ke hadapan-Nya dengan sikap seperti bola di kaki pemain polo yang menggelindingnya dengan stiknya, bagai jasad mati di hadapan orang yang memandikannya, dan bagai bayi di pangkuan ibu.

Butalah terhadap segala selain-Nya agar tidak kau lihat sesuatu pun selain-Nya - tiada kemaujudan, kemudharatan, manfaat, karunia dan penahan karunia. Anggaplah orang dan sarana duniawi di kala menderita dan ditimpa musibah sebagai cambuk-cambuk-Nya yang dengan keduanya Ia mencambukmu. Dan anggaplah keduanya di kala suka sebagai tangan-Nya yang menyuapimu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar