Cari di Sini

Senin, 13 Juli 2015

Futuhul Ghaib (Bagian 49)

Syaikh Abdul Qadir AlJaelani menjelaskan, 

Barangsiapa lebih menyukai tidur daripada shalat malam, yang membawa ke arah ketakwaan, bearti ia memilih sesuatu yang buruk, sesuatu yang mematikannya dan membuatnya acuh tak acuh terhadap segala keadaan. Sebab, tidur adalah saudara kematian. Karenanya, Allah tidak tidur, sebab Ia bersih dari segala kecacatan. Begitu pula dengan para malaikat, sebab mereka senantiasa amat dekat dengan Allah Yang Maha kuasa lagi Maha agung. Begitu pula dengan penghuni langit, sebab mereka sangat mulia dan suci, sebab tidur akan menghancurkan keadaan hidup mereka. 

Jadi, kebaikan terletak pada keberjagaan, sedang keburukan terletak pada ke-tidur-an dan ketak acuhan terhadap upaya. 

Nah, barangsiapa makan, minum dan tidur berlebihan, maka lenyaplah kebaikan dari dirinya. Barangsiapa makan sedikit dari yang haram, maka ia serupa dengan orang yang makan banyak dari yang halal. Sebab sesuatu yang haram menggelapi iman. Bila iman gelap, maka doa, ibadah dan jihad tak maujud. 

Barangsiapa makan banyak dari yang halal berdasarkan perintah Allah, maka ia menjadi seperti orang yang makan sedikit dengan penuh pengabdian. Jadi, sesuatu yang halal ialah cahaya yang ditambahkan pada cahaya, sedang sesuatu yang haram ialah kegelapan yang ditambahkan pada kegelapan, yang didalamnya tiada kebaikan; maka makan sesuatu yang halal dengan berlebihan, tidak merujuk kepada perintah, adalah seperti makan sesuatu yang haram, dan hal itu menyebabkan tidur, yang di dalamnya tiada kebaikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar