Cari di Sini

Senin, 13 Juli 2015

Futuhul Ghaib (Bagian 44)


Syaikh Abdul Qadir AlJaelani menjelaskan,

Sesungguhnya doa orang yang berpengetahuan rohani kepada Allah Yang Maha kuasa lagi Maha Agung, tidak dikabulkan, dan setiap janji yang dibuat kepadanya tidak dipenuhi, agar ia tidak hancur karena keterlalu-optimisan. Sebab setiap keadaan atau maqam rohani mempunyai ketakutan dan harap. Dengan demikian, orang yang berpengetahuan rohani mengalami kedekatan dengan-Nya, sehingga ia tidak menghendaki sesuatu pun selain Allah. Maka permohonan (sang pengabdi) agar doanya diterima dan janji kepadanya dipenuhi, bertentangan dengan jalan dan keadaannya.

Ada dua sebab untuk ini. Pertama ia tidak diatasi oleh harapan dan khayal diri melalui rencana tinggi Allah, dan lupa akan kebaikannya dalam penghampirannya kepada Allah, sehingga ia hancur. Kedua, hal itu sama dengan menyekutukan-Nya dengan sesuatu. 

Sebab tidak satu pun di dunia ini sepenuhnya bebas dari dosa, kecuali para Nabi. Karena inilah, Ia tidak selalu mengabulkan doanya dan tidak memenuhi janji kepada sang pengabdi, agar ia tidak meminta sesuatu pun atas dorongan hawa nafsunya tanpa mematuhi perintah-perintah-Nya, yang di dalamnya terletak kemungkinan kesyirikan, dan dalam setiap keadaan, langkah dan maqam sang salik banyak kemungkinan berbuat kesyirikan. 

Tetapi bila doanya selaras dengan perintah, maka hal itu mendekatkan manusia kepada Allah, semisal shalat, puasa, kewajiban-kewajiban lainnya, sunnah serta kewajiban tambahan, sebab dalam hal-hal ini ada kepatuhan kepada perintah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar