Cari di Sini

Senin, 13 Juli 2015

Futuhul Ghaib (Bagian 32)

Syaikh Abdul Qadir AlJaelani menjelaskan, 

Betapa sering kau berkata, "Siapa pun yang kucintai, cintaku kepadanya tak abadi. Perpisahan memisahkan kita, baik melalui ketidakhadiran, kematian, permusuhan, kebinasaan ataupun lenyapnya kekayaan."
Tidakkah kau tahu, wahai yang beriman kepada Allah, yang kepadanya Allah menganugrahkan karunia-karunia-Nya, yang diperhatikan oleh Allah, yang dilindungi oleh Allah. Tidakkah kau tahu bahwa sesungguhnya Allah cemburu. Ia telah menciptakanmu demi Diri-Nya sendiri. 

Kenapa kau ingin menjadi milik selain-Nya. Belumkah kau dengar firman-Nya:"Ia mencintai mereka, mereka pun mencintai-Nya." (QS 5:54)"Dan tak Kuciptakan jin dan manusia, kecuali agar mereka mengabdi-Ku." (QS 51:56)

Atau, belumkah kau dengar sabda Nabi: "Bila Allah mencintai seorang hamba, maka ia mengujinya; bila ia sabar, maka Ia memeliharanya." Ia ditanya: "Ya Rasulullah (saw.), bagaimana pemeliharaan-Nya?" Ia berkata: "Ia tak menyisihkan baginya kekayaan atau anak."

Karena bila ia memiliki kekayaan atau anak yang dicintainya, maka cintanya kepada Tuhannya terbagi, kemudian sirna, kemudian terbagikan antara Allah dan selain-Nya. Ia cemburu. Ia Mahakuasa atas segala suatu. Lalu ia dibinasakan-Nya, untuk menguasai hati hamba-Nya demi Diri-Nya Sendiri. 

Maka kebenaran firman Allah akan terbukti: "Ia akan mencintai mereka, dan mereka akan mencintaiNya." (QS 5:54)

Sampai akhirnya hati (qolbu) menjadi bersih dari segala selain Allah dan berhala-berhala seperti istri, harta, anak, kesenangan dan kerinduan akan kekuasaan, kerajaan, keajaiban, keadaan rohani, taman-taman surga, maqam rohani dan kedekatan dengan Allah - tiada tujuan dan kehendak di hatinya. 

Maka, hati (qolbu)nya akan menjadi seperti sebuah bejana berlubang, yang di dalamnya tiada cairan pun bisa tinggal. Sebab, ia kini telah diremuk-redamkan oleh tindakan Allah dan kecemburuan-Nya. Maka, tirai-tirai keluhuran, kekuatan dan kehebatan menyelubunginya, dan parit-parit keagungan mengitarinya. 

Maka, tiada kehendak akan sesuatu mampu mendekati hati/qolbunya. Tiada harta, anak, istri, sahabat, keajaiban, wewenang dan daya tafsir, mampu merusak hatinya. Karenanya, semua itu takkan membangkitkan kecemburuan Allah, tapi akan menjadi tanda kemuliaan dari-Nya bagi hamba-Nya, kelembutan-Nya terhadapnya, rahmat dan karunia-Nya, dan hal yang bermanfaat bagi mereka yang menuju kepada-Nya. 

Dengan demikian, orang-orang ini termuliakan oleh ini dan dilindungi melalui kemuliaan dari Allah ini, yang akan menjadi penjaga, pelindung dan perantara mereka dalam kehidupan ini dan di akhirat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar