Cari di Sini

Senin, 13 Juli 2015

Futuhul Ghaib (Bagian 24)

Syaikh Abdul Qadir AlJaelani menjelaskan, 

Jauhilah sekuat daya ketakpatuhan kepada Allah, yang Maha mulia lagi Maha agung. Bertumpulah kepada Pintu-Nya dengan kebenaran. Berupayalah sekuat daya mematuhi-Nya dengan taubat dan doa, dengan menunjukkan kebutuhanmu atas kepatuhan dan kerendah hatian, dengan khusuk dan menunduk, dengan tidak memandang orang atau mengikuti hewani, atau mengupayakan balasan duniawi atau ukhrawi, tidak mengharapkan maqam yang lebih tinggi.Camkanlah bahwa kau adalah hamba-Nya, dan bahwa sang hamba serta segala miliknya adalah milik tuannya, sehingga ia tidak dapat mengakui apa pun terhadapnya. Berperilaku baiklah dan jangan salahkan Tuhanmu. Segala suatu ditentukan oleh-Nya. Segala yang Ia majukan, tidak satu pun dapat memundurkannya. 

Segala yang dimundurkan-Nya, tidak satu pun dapat memajukannya. Beginilah Allah memperlakukan Sendiri segala keadaanmu. Ia menganugerahimu tempat tingggal nan abadi di akhirat dan sekaligus menjadikanmu pemiliknya dan akan menganugerahkan kepadamu karunia-karunia yang tiada mata pernah melihat, tiada telinga pernah mendengar dan tiada hati manusia pernah merasakan. 

Allah berfirman: "Tiada jiwa pun yang tau apa yang disembunyikan bagi mereka, yaitu yang akan mengenakkan mata, sebagai balasan atas apa yang telah mereka perbuat." (QS 32:17) yaitu balasan atas kepatuhan dan kepasrahan mereka kepada Allah dalam segala hal.

Mengenainya, yang Allah telah anugerahkan hal duniawi, menjadikannya pemiliknya, merahmatinya dan melimpahkan karunia-Nya, Ia melakukan yang demikian ini lantaran keimanan orang ini bagai padang tandus, yang di dalamnya tak memungkinkan air, pohon, tumbuhan dan buah-buahan mewujud.
Maka Ia tebarkan di dalamnya rabuk dan segala yang serupa itu, yang menumbuhkan tumbuhan dan pepohonan, dan inilah dunia dan segala isinya, untuk menjaga segala yang telah ditumbuhkan-Nya di dalamnya, yang berupa pohon iman dan tanaman amal. 

Andaikata hal-hal ini pupus darinya, maka tanah, tumbuhan dan pepohonan akan menjadi kering, buahnya luruh dan keseluruhan pedusunan akan menjadi sunyi, dan Yang Maha kuasa lagi Maha agung menghendakinya dihuni dan ceria.
Maka pohon iman seorang kaya lemah akarnya dan hampa akan yang mengisi pohon imanmu. Wahai darwis, sesungguhnya kekuatan lainnya dan kesinambungan kemaujudannya tergantung pada dunia dan aneka nikmatnya yang kau lihat pada pemiliknya, dan tiada padanya yang lebih disukai selain yang telah kulukiskan bagimu. Semoga Allah menganugerahi kita daya untuk menggapai yang dicintai-Nya. 

Jadi, kekuatan dan kesinambungan karunia duniawi, yang kau dapati padanya, - andaikata semua ini tercerabut darinya, sedang pohonnya lemah, maka pohon itu akan menjadi kering dan si orang kaya ini akan menjadi kafir, munafik dan murtad, - jika Allah tidak mengirimkan bagi orang kaya ini tentara kesabaran, keteguhan, pengetahuan dan aneka ketercerahan rohani, yang memperkukuh imannya, maka ia takkan merasa kehilangan dengan merasa kehilangan dengan lenyapnya kekayaan dan karunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar